Searching...
Senin, 24 Maret 2014

Askep Malaria Lengkap (Bag-2)

24.3.14

Kali ini akan dilanjutkan pembahasan Askep Malaria secara lengkap dari artikel sebelumnya yakni Askep Penyakit Malaria Lengkap  (1) pada bagian pertama.

Pada Askep Malaria pada bagian pertama membahas tentang definisi, tinjuan pustaka dan macam-macam malaria pada asuhan keperawatan.

Dalam Bagian 2 ini membahas tentang kajian secara komplek dan implementasi dalam penanganan beserta diagnosa Askep Malaria.

Perlu diketahui bahwa penyakit malaria merupakan salah satu penyakit yang sangat menjadi perhatian tersendiri yang bisa menyerang siapa saja dibelahan dunia ini terutama tempat iklim tropis maupun iklim subtropis.

Jadi membekali diri dengan asuhan keperawatan dalam penanganan terhadap penyakit malaria menjadi sangat penting terutama pada calon perawat yang nantinya suatu saat bertugas ditempat yang rentan terhadap penyakit ini.

Askep-Penyakit-Malaria

ASUHAN KEPERAWATAN MALARIA

  1. Pengkajian

Dasar data pengkajian :

  1. Aktivitas/ istirahat

Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum.

Tanda  : Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.

  1. Sirkulasi

Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer  

  kuat dan cepat (fase demam) Kulit hangat, diuresis

  (diaphoresis) karena vasodilatasi. Pucat dan lembab (vaso

  kontriksi), hipovolemia,penurunan aliran darah.

  1. Eliminasi
    Gejela  : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine

Tanda  : Distensi abdomen.

  1. Makanan dan cairan

Gejala : Anoreksia mual dan muntah

Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan  

  Penurunan masa otot. Penurunan haluaran urine, kosentrasi

  urine.

  1. Neuro sensori

Gejala  : Sakit kepala, pusing dan pingsan.

Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu atau

  koma.

  1. Pernapasan.

Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan.

Gejala  : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.

  1. Penyuluhan/ pembelajaran

Gejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal, keracunan

  alkohol, riwayat splenektomi, baru saja menjalani operasi/

  prosedur invasif, luka traumatik.

B.     Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada pasien dengan malaria berdasarkan dari tanda dan gejala yang timbul dapat diuraikan seperti dibawah ini:

  1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang tidak adekuat ; anorexia; mual/muntah
  2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem kekebalan tubuh; prosedur tindakan invasive.
  3. Hipertermia berhubungan dengan perubahan pada regulasi temperatur.
  4. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam tubuh.
  5. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan nutrisi dari kebutuhan.
  6. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.
  7. Kurang pengetahuan, mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahan interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.

C.    Intervensi Keperawatan

      Rencana keperawatan malaria berdasarkan masing-masing diagnosa diatas adalah:

  1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang tidak sdekuat; anorexia; mual/muntah .

Tujuan :

Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil :
Intake nutrisi klien meningkat

Tindakan/ Intervensi :

1)      Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat masukan makanan klien

Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas kekeurangan konsumsi makanan.

2)      Berikan makan sedikit dan makanan tambahan kecil yang tepat
Rasional : Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat setelah periode anoreksia

3)      Pertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur.
Rasional : Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas nitervensi nutrisi

4)      Diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.
Rasional : Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipasi/ kontrol

5)      Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan gejala lain yang berhubungan
Rasional : Gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia) pada organ

6)      Kolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli gizi

Rasional : Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi.

2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem tubuh (pertahanan utama tidak adekuat), prosedur invasif.

Tujuan : Menunjukkan penyembuhan seiring perjalanan waktu, bebas dari tanda-tanda infeksi.
Tindakan/ Intervensi :

1)      Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh.
Rasional : Demam disebabkan oleh efek endoktoksin pada hipotalamus dan hipotermia adalah tanda tanda penting yang merefleksikan perkembangan status syok/ penurunan perfusi jaringan.

2)      Amati adanya menggigil dan diaforosis.

Rasional : Menggigil sering kali mendahului memuncaknya suhu pada infeksi umum.

3)      Memantau tanda – tanda penyimpangan kondisi/ kegagalan untuk memperbaiki selama masa terapi

Rasional : Dapat menunjukkan ketidak tepatan terapi antibiotik atau pertumbuhan dari organisme.

4)      Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.

Rasional : Dapat membasmi/ memberikan imunitas sementara untuk infeksi umum

5)      Dapatkan spisemen darah.

Rasional : Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi malaria.

3. Hipertermia berhubungan dengan Hipertermia berhubungan dengan perubahan pada regulasi temperatur.

Tujuan : Menunjukkan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan.
Tindakan/ intervensi :

1)      Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil.
Rasional : Hipertermi menunjukan proses penyakit infeksius akut. Pola demam menunjukkan diagnosis.

2)      Pantau suhu lingkungan.

Rasional : Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal.

3)      Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.
Rasional : Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan es/alkohol mungkin menyebabkan kedinginan. Selain itu alkohol dapat mengeringkan kulit.

4)      Kolabirasi : Berikan antipiretik.

Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus.

5)      Berikan selimut pendingin.

Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan hipertermi.

4. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam tubuh.

Tujuan :

Peningkatan perfusi jaringan.

Kriteria hasil :

menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.

Tindakan/ intervensi :

1)      Pertahankan tirah baring bantu dengan aktivitas perawatan.
Rasional : Menurunkan beban kerja miokard dan konsumsi oksigen, memaksimalkan efektifitas dari perfusi jaringan.

2)      Pantau terhadap kecenderungan tekanan darah, mencatat perkembangan hipotensi dan perubahan pada tekanan nadi.

Rasional : Hipotensi akan berkembang bersamaan dengan kuman yang menyerang darah

3)      Perhatikan kualitas, kekuatan dari denyut perifer.

Rasional : Pada awal nadi cepat kuat karena peningkatan curah jantung, nadi dapat lemah atau lambat karena hipotensi yang terus menerus, penurunan curah jantung dan vaso kontriksi perifer.

4)      Kaji frukuensi pernafasan kedalaman dan kualitas. Perhatikan dispnea berat.
Rasional : Peningkatan pernafasan terjadi sebagai respon terhadap efek-efek langsung dari kuman pada pusat pernafasan. Pernafasan menjadi dangkal bila terjadi insufisiensi pernafasan, menimbulkan resiko kegagalan pernafasan akut.

5)      Berikan cairan parenteral.

Rasional : Untuk mempertahankan perfusi jaringan, sejumlah besar cairan mungkin dibutuhkan untuk mendukung volume sirkulasi.

5. Intoleran aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan nutrisi dari kebutuhan. Tujuan : Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari).

  1. Intervensi :
    1) Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas/AKS normal, catat laporan

    kelelahan, keletihan, dan kesulitan menyelesaikan tugas.
    Rasional : Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.

2) Awasi TD, nadi, pernapasan, selama dan sesudah aktivitas. Catat respons

    terhadap aktivitas (mis: peningkatan denyut jantung/TD, disritmia, pusing,

    dispnea, takipnea, dan sebagainya).
    Rasional : Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk

    membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.

3) Berikan lingkungan tenang. Pertahankan tirah baring bila diindikasikan.

    Panta u dan batasi pengunjung, telepon, dan gangguan berulang tindakan

    yang tak direncanakan.
    Rasional : Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen

    tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru.

4) Gunakan teknik penghematan energi, mis: mandi dengan duduk, duduk

    untuk melakukan tugas-tugas.
    Rasional : Mendorong pasien melakukan banyak dengan membatasi

    penyimpangan energi dan mencegah kelemahan.

5) Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada,

    napas pendek, kelemahan, atau pusing terjadi.
    Rasional : Regangan/stres kardiopulmonal berlebihan/stress dapat

    menimbulkan dekompensasi/kegagalan.

6. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.

  1. Tujuan : Melaporkan nyeri hilang/terkontrol.

Intervensi :
1) Observasi dan catat lokasi, beratnya (skala 0-10) dan karakter nyeri.

    Rasional :Membantu membedakan penyebab nyeri dan memberikan

    informasi tentang kemajuan/perbaikan penyakit, terjadinya komplikasi, dan

    keefektifan intervensi.

2) Tingkatkan tirah baring, biarkan pasien melakukan posisi yang nyaman.
    Rasional : Tirah baring pada posisi Fowler rendah menurunkan tekanan

    intra abdomen, namun pasien akan melakukan posisi yang menghilangkan

    nyeri secara alamiah.

3) Kontrol suhu lingkungan.
    Rasional : Dingin pada sekitar ruangan membantu meminimalkan  

    ketidaknyamanan kulit.

4) Dorong menggunakan teknik relaksasi. Berikan aktivitas senggang.
    Rasional : Meningkatkan istirahat dan dapat meningkatkan koping.

5) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi.
    Rasional : Menghilangkan/membantu dalam manajemen nyeri.

7. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahasn interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.

Tujuan :
Pengetahuan keluarga tentang proses penyakit meningkat
Kriteria hasil :
Klien mengerti tentang proses penyakit malaria

Tindakan/ intervensi:

1)      Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan.

Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan.

2)      Berikan informasi mengenai terapi obat – obatan, interaksi obat, efek samping dan ketaatan terhadap program.

Rasional : Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja sama dalam penyembuhan dan mengurangi kambuhnya komplikasi.

3)      Diskusikan kebutuhan untuk pemasukan nutrisional yang tepat dan seimbang.
Rasional : Perlu untuk penyembuhan optimal dan kesejahteraan umum.

4)      Dorong periode istirahat dan aktivitas yang terjadwal.

Rasional : Mencegah pemenatan, penghematan energi dan meningkatkan penyembuhan.

5)      Tinjau perlunya kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan.
Rasional : Membantu mengontrol pemajanan lingkungan dengan mengurangi jumlah penyebab penyakit yang ada.

6)      Identifikasi tanda dan gejala yang membutuhkan evaluasi medis.
Rasional : Pengenalan dini dari perkembangan / kambuhnya infeksi.

7)      Tekankan pentingnya terapi antibiotik sesuai kebutuhan.

Rasional : Pengguaan terhadap pencegahan terhadap infeksi

BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya, malaria disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium yang masuk kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamsuk malaria (anopeles) betina. Selain berasal dari vektor nyamuk, malaria juga dapat ditularkan melalui transfusi darah atau jarum suntik yang terkontaminasi darah penderita malaria. Malaria yang paling berbahaya disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan disebut sebagai malaria tertiana maligna. Ada 4 jenis malaria: Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum), Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae), Malaria Ovale (Plasmodium Ovale), Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax).

Demikian simpulan dan penjelasan tentang Asuhan Keperawatan  (Askep) Malaria dari pengertian, macam-macam malaria hingga penanganan secara medis sebagai salah satu mengurangi penyakit yang sangat berbahaya tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3.EGC. Jakarta.
Mansjoer, A,dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Tiga Jilid Satu, Jakarta : FKUI
Smeltzer, Suzaanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/516-penyakit-malaria-dan-tbc-menyebabkan-170000-kematian-setiap-tahun-di-indonesia.html (Kamis, 14 Juni 2012, Pkl 19.00 wib)
http://www.who.int/topics/malaria/en/ (Kamis, 15 juni 2012, Pkl 20.00 wib)
http://penyakitmalaria.com/gejala-penyakit-malaria/ (Selasa, 26 juni 2012, Pkl 19.00 wib)

0 komentar:

Posting Komentar