Searching...
Kamis, 13 Juni 2013

Asuhan Keperawatan Hemoroidektomi (Pengantar Askep)

13.6.13

Pengetian Hemoroid adalah bagian vena berdilatasi dalam kanal anal. Asuhan keperawatan (Askep) di Dalam buku Smeltzer dan Bare, 2002; Hemoroid sangat umum terjadi. Hemoroid atau “penyakit wasir” merupakan vena varikosa pada kanalis ani.

Asuhan-Keperawatan-(askep)-hemoroid

Hemoroid dibagi menjadi 2 jenis:

1. hemoroid interna
Hemoroid interna merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media, sedangkan hemoroid eksterna merupakan varises vena hemoroidalis inferior.

2. Hemoroid eksterna.

Sesuai istilah yang digunakan, hemoroid eksterna timbul disebelah luar otot sfingter ani, dan hemoroid interna timbul disebelah atas (atau disebelah proksimal) sfingter.
Kedua jenis hemoroid dalam askep ini sangat sering dijumpai dan terjadi pada sekitar 35% penduduk yang berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan perasaan yang sangat tidak nyaman. Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Telah diajukan beberapa faktor etiologi yaitu konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroid uteri, dan tumor rektum. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid, karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam sistem portal. Selain itu sistem portal tidak mempunyai katup, sehingga mudah terjadi aliran balik (Price dan Wilson, 2006).
Probosuseno (2009) menjelaskan bahwa semua orang dapat terkena wasir (hemoroid). Namun yang paling sering adalah multipara (pernah melahirkan anak lebih dari sekali). Insidensinya sekitar 5-35 % dari masyarakat umum dan terutama yang berusia lebih dari 25 tahun, dan jarang terjadi di bawah usia 20 tahun kecuali wanita hamil. Studi pendahuluan tentang kejadian di RSUD Tugurejo Semarang pada tahun 2007 sejumlah 61 orang atau 10,40 %, tahun 2008 sebanyak 103 orang dengan prevalensi 17,54 %, tahun 2009 sebanyak 142 orang dengan prevalensi 24,20 %, tahun 2010 sebanyak 138 orang dengan prevalensi 23,50 %, dan tahun 2011 sebanyak 143 orang dengan prevalensi 24,36 %.
Data diatas menunjukkan jumlah penderita hemoroid dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2007 sampai tahun 2009 angka kejadian hemoroid mengalami kenaikan 6,66-7,10 %, kemudian pada tahun 2010 mengalami penurunan sebanyak 0,70 %. Dan mengalami kenaikan lagi pada tahun 2011 sebanyak 0,86 %.
Keluhan yang biasanya dirasakan oleh pasien hemoroid adalah nyeri, terdapatnya benjolan pada anus dan perdarahan. Adapun keluhan dapat diatasi dengan berbagai tindakan. Ada beberapa alternatif lain untuk menangani hemoroid yaitu dengan hemoroidektomi. komplikasi yang mungkin terjadi setelah tindakan operasi yaitu perdarahan, trombosis, dan strangulasi hematoma (hemoragi) dan infeksi pada luka setelah operasi.
Sedangkan komplikasi sebelum pembedahan adalah berkurangnya sel darah (anemia), dan hipotensi jika tidak segera ditangani dapat mengakibatkan perdarahan hebat (Smeltzer dan Bare, 2002).
Pasien pre operasi hemoroidektomi dapat mengalami nyeri, gatal, perdarahan dan cemas, sedangkan pasien post operasi hemoroidektomi dapat mengalami resiko perdarahan, nyeri akibat pembedahan, cemas akibat nyeri pasca pembedahan, kerusakan integritas kulit, resiko infeksi, dan resiko konstipasi.

Oleh karena itu pasien dengan hemoroid perlu dilakukan asuhan keperawatan dengan tepat. Timbulnya berbagai manifestasi dan komplikasi pada pasien hemoroid dapat mempengaruhi aspek bio-psiko-sosio-kultural spiritual.

Sangat pentingnya merawat merawat pasien hemoroid antara lain sebagai pemberi pelayanan kesehatan, pendidik, pemberi asuhan keperawatan, pembaharu, pengorganisasi pelayanan kesehatan yang khususnya adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan.

Demikian penjelasan tentang Askep hemoroid pre dan post hemoroidektomi dalam Asuhan Keperawatan pasien yang bisa dilakukan oleh perawatnya.

0 komentar:

Posting Komentar