Searching...
Rabu, 12 Juni 2013

Asuhan Keperawatan Keluarga Pemula

12.6.13
PrintDalam Asuhan Keperawatan Keluarga terutama keluarga pemula, maka perlu membuat asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga pemula. Hal tersebut juga kerap dilakukan sebelum pernikahan pada calon yang ingin berkeluarga. 
Jadi, perlu dibentuknya Asuhan keperawatan (Aksep) Keluarga bagi calon perawat bertujuan sebagai berikut: 
  1. Menyebutkan definisi keluarga pemula.
  2. Menjelaskan tugas-tugas perkembangan keluarga pemula.
  3. Menjelaskan masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga pemula.
  4. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul pada keluarga pemula.
  5. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan pada keluarga pemula.
  6. Menjelaskan peran perawat pada keluarga pemula.

A. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga

Menciptakan sebuah perkawinan yang saling memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, dan keluarga berencana merupakan tiga tugas perkembangan yang penting dalam masa ini dalam persiapan askep.
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru – keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim. Tahap perkawinan atau pasangan menikah saat ini berlangsung lebih lambat. Misalnya, menurut data sensus Amerika Serikat tahun 1985, 75 persen pria dan 57 persen wanita Amerika Serikat masih belum menikah pada usia 21 tahun, ini merupakan suatu pergeseran yang berarti dari 55 persen dan 36 persen masing-masing dalam tahun 1970.

Askep Keluarga dalam Membangun Perkawinan yang Saling Memuaskan

Ketika dua orang diikat dalam ikatan perkawinan, perhatian awal mereka adalah menyiapkan suatu kehidupan bersama yang baru. Sumber-sumber dari dua orang digabungkan, peran-peran mereka berubah, dan fungsi-fungsi barupun diterima. Belajar hidup bersama sambil memenuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar merupakan sebuah tugas perkembangan yang penting. Pasangan harus saling menyesuaikan diri terhadap banyak hal kecil yang bersifat rutinitas. Misalnya mereka harus mengembangkan rutinitas untuk makan, tidur, bangun pagi, membersihkan rumah, menggunakan kamar mandi bergantian, mencari rekreasi dan pergi ke tempat-tempat yang menyenangkan bagi mereka berdua. Dalam proses saling menyesuaikan diri ini, terbentuk satu kumpulan transaksi berpola dan lalu dipelihara dengan Asuhan keperawatan oleh pasangan tersebut, dengan setiap pasangan memicu dan memantau tingkah laku pasangannya.
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan tergantung pada saling menyesuaikan diri yang baru saja dibicarakan, dan tergantung kepada komplementaritas atau kecocokkan bersama dari kebutuhan dan minat pasangan. Sama pentingnya bahwa perbedaan-perbedaan individu perlu diketahui. Dalam hubungan yang sehat, perbedaan-perbedaan dipandang untuk memperkaya hubungan perkawinan. Pencapaian hubungan perkawinan yang memuaskan tergantung pada pengembangan cara-cara yang memuaskan untuk menangani “perbedaan-perbedaan tersebut” (Satir, 1983) dan konflik-konflik. Cara yang sehat untuk memecahkan masalah adalah berhubungan dengan kemampuan pasangan untuk bersikap empati ; saling mendukung, dan mampu berkomunikasi secara terbuka dan sopan (Raush et al, 1969) dan melakukan pendekatan terhadap konflik atas rasa saling hormat menghormati (Jackson dan Lederer, 1969).
Malahan, sejauhmana kesuksesan mengembangkan hubungan perkawinan tergantung pada bagaimana masing-masing pasangan dibedakan atau dipisahkan dari keluarga asal masing-masing (tugas perkembangan sebelumnya). Orang dewasa harus pisah dengan orangtuanya dalam upaya untuk membentuk identitas dirinya sendiri dan hubungan intim yang sehat. McGoldrick (1988) memberikan sebuah deskripsi yang amat bagus tentang proses ini dan masalah-masalah psikososial selama masa ini.
Banyak pasangan mengalami masalah-masalah penyesuaian seksual, serikali disebabkan oleh ketidaktahuan dan informasi yang salah yang mengakibatkan kekecewaan dan harapan-harapan yang tidak realistis. Malahan, banyak pasangan yang membawa kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi kedalam hubungan mereka, dan hal-hal ini dapat mempengaruhi hubungan seksual secara merugikan. (Goldenberg dan Goldenberg, 1985).

Askep dalam Membangun Hubungan Keluarga Harmonis

Perubahan peran dasar terjadi dalam perkawinan pertama dari sebuah pasangan, karena mereka pindah dari rumah orangtua mereka ke rumah mereka yang baru. Bersamaan dengan itu, mereka menjadi anggota dari tiga keluarga, yaitu : menjadi anggota keluarga dari keluarga mereka sendiri yang baru saja terbentuk. Pasangan tersebut menghadapi tugas-tugas memisahkan diri dari keluarga asal mereka dan mengupayakan berbagai hubungan dengan orangtua mereka, sanak saudara dan dengan ipar-ipar mereka, karena loyalitas utama mereka harus diubah untuk kepentingan hubungan perkawinan mereka.
Dalam Asuhan keperawatan di konteks keluarga hal ini menuntut pembentukan hubungan baru dengan setiap orangtua masing-masing, yaitu hubungan yang tidak hanya memungkinkan dukungan dan kenikmatan satu sama lain, tapi juga otonomi yang melindungi pasangan baru tersebut dari campur tangan pihak luar yang mungkin dapat merusak bahtera perkawinan yang bahagia.
Semoga Calon-calon pemberi Asuhan Keperawatan juga selalu mendapatkan kehidupan dan keluarga yang bahagia sesuai tugas yang diembannya.
Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.

0 komentar:

Posting Komentar